Monday 17 December 2012

Fatwa MUI tentang natal


PERAYAAN NATAL
BERSAMA

بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan pimpinan Majlis Ulama Indonesia, Setelah:
Memperhatikan:
§  Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian Ummat Islam dan disangka dengan Ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

Tidak ada "selamat natal" dari muslim


Assalamu'alaikum wr wb

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah,atas segala limpahan rahmat dan nikmat Alloh yang Maha Rahman dan Maha rohiim ,Allohumma sholli wa salim ala sayidina Muhammad wa 'ala alihi wa ashabihi
sholawat serta salam tercurah kepada nabi Muhammad s.a.w yg diutus sebagai nabi yg rahmatan lil 'alamin.dan atas keluarga dan para sahabatnya.

Perayaan natal umat kristen ialah perayaan lahirnya yesus (nabi isa a.s bin maryam) setiap tanggal 25 desember yang mengklaim bahwa yesus (nabi isa a.s) adalah  tuhan atau anak tuhan, tak sedikit pula muslim mengucapkan selamat natal kepada teman kristianinya,sungguh ini adalah pelanggaran akidah dalam islam.

Akidah adalah hal mendasar dalam pondasi keimanan atau keyakinan,saat sebuah gedung tinggi dibangun,kekuatan yg dibangun untuk menopang gedung tinggi adalah tiang pondasi yg kokoh, begitu pula akidah.semakin kuat benteng akidah seseorang semakin mantap pula keimanan atau keyakinanya.

Sebagai muslim,kita mengimani para nabi-nabi Alloh.termasuk nabi isa a.s bin maryam.yang memiliki kehormatan,kemuliaan dan berbagai mukzijah Alloh anugerahkan kepada nabi isa a.s.

Nabi isa a.s jelas manusia yg terlahir atas kehendak Alloh ta'ala,Alloh Maha kuasa dan Maha berkehendak.atas kuasa dan kehendakNya, nabi isa a.s terlahir dari rahim seorang perempuan suci yaitu maryam.Alloh mengabadikan kisah tersebut dalam alquran surat maryam ayat 16 - 22.

Di dalam islam Nabi isa a.s terlahir sebagai nabi Alloh, bukan sebagai tuhan atau anak tuhan sebagaimana umat kristen dan umat terdahulu nasrani dan yahudi mengklaimnya sebagai tuhan atau anak tuhan atau ruh kudus.( lihat surat maryam : 30 , 88 - 93, surat yunus : 68 ).

Jadi sebagai muslim mengucapkan "selamat natal" adalah hal yang merusak akidah.dimana dengan mengucapkannya sama juga dengan menyetujui nabi isa a.s sebagai tuhan sebagaimana kepercayaan mereka.
hati hati dengan sikap yang mengatasnamakan "toleransi". mengucapkan "selamat natal" bukanlah hal dari toleransi dalam islam.tapi sudah jelas jelas menyalahi akidah.

Bagaimana kalau dibalik, apakah mereka (umat kristen) mau ? seandainya jika mereka ditawarkan untuk membaca kalimat syahadatain ?.mungkin saja mereka menolaknya, karena syahadat adalah gerbang menuju islam, yang mengikrarkan bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Alloh swt dan nabi Muhammad saw adalah utusan Alloh swt.dimana nabi Muhammad s.a.w adalah nabi terakhir yang membawa syariat agama Alloh swt yaitu islam yang diutus setelah nabi isa (lihat surat ashoff ayat 6).

Sekali lagi,sudah seharusnya sebagai muslim tidak untuk mengatakan "selamat natal". tanggal 25 desember sebagai kelahiran nabi isa a.s. apakah benar ?  hari tersebut adalah hari dewa matahari "sunday".(lihat refrensi buku sejarah natal hj irena handono ).

  
Hati-hati terhadap propaganda yang menyesatkan yang mampu mengikis keimanan umat muslim,apalagi dengan mengklaim natal sebagai hari maulid nabi isa a.s ,ingat firman Alloh dalam alquran :
Bismillahirrahmanirrahim
                                                       
"Dan orang orang yahudi dan nashrani tidak akan rela kepadamu(Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.katakanlah, "sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk(sebenarnya)."dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu,tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Alloh." Albaqoroh : 120    


عن أَبِي سَعِيدٍ الْخدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ: فَمَنْ

"Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhari).

Sebagai muslim toleransi beragama menjaga keharmonisan bukan dengan ucapan kata kata selamat merayakan, namun dengan mempersilahkan mereka melakukan apa yang mereka imani, karena itulah pilihan mereka." bagimu agamamu dan bagiku agamaku ".

Semua kebenaran itu datang dari Alloh swt dan salah datang dari hamba yg lemah ini.semoga Alloh memberikan kita petunjuk kepada jalan yang lurus yang diridhoi Alloh swt.amiin.

wassalamu'alaikum wr wb.
elfaqier





Thursday 6 December 2012

Penjelasan Adab Terhadab Alquran (at tibyan fi adabi hamalatil quran)

Penjelasan Adab terhadap Alquran
Download terjemahan kitab Attibyan fi adabi hamalatil Qur'an :

http://www.4shared.com/office/gfIPwprh/Kitab_atibyan_adab_hamlatul_qu.html

Kitab atau buku At tibyan fi adabi hamalatil quran ( penjelasan adab terhadap alquran ), diantaranya menjelaskan keutamaan membaca dan mengkaji alquran, kelebihan orang yg membaca alquran,panduan mengajar dan belajar alquran,panduan menghafal alquran,menghormati golongan al quran,adab dan etikan membaca al quran,surat dan ayat yang dianjurkan membacanya pada waktu tertentu dan penulisan mushaf alquran.

semoga bermanfaat

Download hadroh Majlis Rosululloh


Hadroh Majlis Rosululloh
Allohumma sholli ala sayidina Muhammad wa 'ala alihi wa ashabihi ajma'in

1. http://www.4shared.com/mp3/wrsD8e-G/7_Mahal_Qiyam.html
2. http://www.4shared.com/mp3/v7UhkQy0/5_Yaa_Sayyidi.html
3. http://www.4shared.com/mp3/Njg4oVuf/ALLAHU_ALLAH.html
4. http://www.4shared.com/mp3/7kPPbhbc/Assalamualaik_Edit.html
5. http://www.4shared.com/mp3/xjARvIb3/Majelis_Rasulullah_SAW_-_Ya_Ra.html
6. http://www.4shared.com/mp3/uWHwMxCl/qod_kafani.html
7. http://www.4shared.com/mp3/Mff3mA00/shollu_ala_nuri_ahmad.html
8. http://www.4shared.com/mp3/uikJ2xFp/yartah_qalby.html
9. http://www.4shared.com/mp3/IjJavVgh/Ya_Arhamar_Rohimin_Edit.html
10. http://www.4shared.com/mp3/oLROfYaZ/Ya_Abbazzahro_Edit.html


Semoga bermanfaat.

Tuesday 4 December 2012

Pilih - pilih istri


6 Jenis calon istri Yang dihindari :
Lelaki digalakkan untuk mencari isteri solehah. Jauhi jenis perempuan-perempuan di bawah untuk dijadikan isteri nescaya kamu akan bahagia :
1. Al-Anaanah : Banyak keluh kesah. Yang selalu merasa tak cukup, apa yang diberi semua tak cukup. Diberi rumah tak cukup, diberi motor tak cukup, diberi kereta tak cukup. Tak redha dengan pemberian yang diberi suami. Asyik ingin memenuhi kehendak nafsu dia saja, tanpa menghiraukan perasaan suami, tak hormat kepada suami apalagi berterima kasih pada suami. Bukannya hendak menolong suami, apa yang suami beri pun tak pernah puas. Ada saja yang tak cukup.
2. Al-Manaanah : Suka mengungkit. Kalau suami melakukan perkara yang dia tak berkenan maka diungkitlah segala hal tentang suaminya itu. Sangat mudah hendak membicarakan perihal suami. Tak mengenang budi, tak bertanggungjawab, tak sayang dan macam-macam. Walaupun suaminya sudah memberi perlindungan macam-macam padanya.
3. Al-Hunaanah : Ingin pada suami yang lain atau berkenan kepada lelaki yang lain. Sangat suka membanding-bandingkan suaminya dengan suami/lelaki lain. Tak redha dengan suami yang ada.

4. Al-Hudaaqah : Suka memaksa. Bila hendak sesuatu maka dipaksa suaminya melakukannya.
 Pagi, petang malam asyik menekan dan memaksa suami. Adakalanya dengan berbagai ancaman. Ingin lari, ingin bunuh diri, ingin membuat malu suami. Suami dibuat seperti orang suruhannya, bukan sebagai pemimpinnya. Yang dipentingkan adalah kehendak dan kepentingan dia saja.
5. Al-Hulaaqah : Sibuk bersolek atau tidur atau santai-santai hingga lalai dengan ibadah-ibadah 
asas, seperti solat berjemaah, wirid zikir, mengurus rumah-tangga, berkasih sayang dengan
 anak-anak.
6. As-Salaaqah : Banyak berbicara, bergosip. Siang malam, pagi petang asik bergosip.
 Apa saja yang suami kerjakan selalu tidak benar dimatanya. Zaman sekarang ni 
bergosip bukan saja berbicara di depan suami, tapi dengan telefon, SMS, internet, 
dan macam-macam cara yang lain . Yang jelas isteri tu asyik menyusahkan suami 
dengan kata-katanya yang menyakitkan.

Orang yang baik dapat orang yang baik pula, orang yang tidak baik dapat yang tidak baik pula.
kalo orang baik dapat yang tidak baik, bersabarlah dan ikhlas atas kekurangan pasangan anda,dibalik kekurangan seseorang masih banyak kebaikan yang dimiliki,insyaAlloh.
jika seorang istri mendapat pasangannya tidak baik,jika ia bersabar ia mendapat pahala seperti aisiyah istri firaun.jika seorang suami mendapat pasangannya tidak baik, jika ia bersabar ia mendapat pahala seperti nabi ayyub a.s.
Membangun mahligai rumah tangga adalah hal yang indah,banyak pahala didalamnya.barang siapa yang sabar ia akan beruntung.amiin. 

Saturday 1 December 2012

Terjemahan Nashoihul Ibad ( nasehat-nasehat untuk para hamba )

Download filenya dibawah :
http://www.4shared.com/office/JM5_0Jjp/Nashoihul_Ibad.html

Fasal 1

1. Makalah ke satu :  diriwayatkan dari Nabi SAWW, sesungguhnya Beliau bersabda (Ada dua perkara, tidak ada sesuatu yang lebih utama dari dua perkara tersebut, yaitu iman kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama muslim). Baik degan ucapan atau kekuasaannya atau dengan hartanya atau dengan badannya.

RasuuluLlah SAWW bersabda, (barang siapa yang pada waktu pagi hari tidak mempunyai niat untuk menganiaya terhadap seseorang maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa pada waktu pagi hari memiliki niat memberikan pertolongan kepada orang yang dianiaya atau memenuhi hajat orang islam, maka baginya mendapat pahala seperti pahala hajji yang mabrur).

Dan Nabi SAW bersabda (Hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang paling utama adalah membahagiakan hati orang mukmin dengan menghilangkan laparnya, atau menghilangkan kesusahannya, atau membeyarkan hutangnya. Dan ada dua perkara, tidak ada sesuatu yang lebih buruk dari dua tersebut yaitu syirik kepaad Allah dan mendatangkan bahaya kepada kaum muslimin). Baik membahayakan atas badannya, atau hartanya. Karena sesungguhnya semua perintah Allah kembali kepada dua masalah tersebut. Mengagungkan Allah dan berbuat baik kepada makhluknya, sebagaimana firman Allah Ta’ala  Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan firman Allah Ta’ala Hendaklah kamu bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. 


Fasal 2

2. Makalah ke dua : Nabi SAW bersabda, (wajib bagi kamu semua untuk duduk bersama para ‘Ulama) artinya yang mengamalkan ilmunya, (dan mendengarkan kalam para ahli hikmah) artinya orang yang mengenal Tuhan. (Karena sesungguhnya Allah Ta’ala akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah-ilmu yang bermanfaat- sebagaimana Allah menghidupkan bumu yang mati dengan air hujan). Dan dalam riwayat lain dari Thabrani dari Abu Hanifah “Duduklah kamu dengan orang dewasa, dan bertanyalah kamu kepada para ‘Ulama dan berkumpulah kamu dengan para ahli hikmah” dan dalam sebuah riwayat, “duduklah kamu degan para ulama, dan bergaulah dengan kubaro’ ”.  Sesungguhnya Ulama itu ada dua macam, 1. orang yang alim tentang hukum-hukum Allah, mereka itulah yang memiliki fatwa, dan 2. ulama yang ma’rifat akan Allah, mereka itulah para hukama’ yang dengan bergaul dengan mereka akan dapat memperbaiki akhlak, karena sesungguhnya hati mereka telah bersinar sebab ma’rifat kepada Allah demikian juga sirr / rahasia mereka telah bersinar disebabkan nur keagungan Allah. Telah bersabda Nabi SAW, akan hadir suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para ulama dan fuqaha, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga cobaan, 1. Allah akan menghilangkan berkah dari rizkinya. 2. Allah akan mengirim kepada mereka penguasa yang zalim 3. Mereka akan keluar meninggalkan dunia tanpa membawa iman kepada Allah Ta’ala Na’udzubiLlahi min dzaalik.

Fasal 3

3. Makalah ke tiga : Dari Abi Bakar As-Shiddiq RA (Barang siapa yang memasuki kubur tanpa membawa bekal yaitu berupa amal shalih maka keadaannya seperti orang yang menyeberangi lautan tanpa menggunakan perahu).  Maka sudahlah pasti ia akan tenggelam dengan se tenggelam-tenggelamnya dan tidak mungkin akan selamat kecuali mendapatkan pertolongan oleh orang-orang yang dapat menolongnya.. sebagaimana sabda Rasulullah SAW, tidaklah seorang mayat yang meninggal itu, melainkan seperti orang yang tenggelam yang meminta pertolongan.

Fasal 4

4. Makalah ke empat : Dari ‘Umar RA, -dinukilkan dari Syaikh Abdul Mu’thy As-sulamy, sesungguhnya Nabi SAW bertanya kepada Jibril AS, ‘Beritahukan kepadaku sifat kebaikan sahabat ‘Umar’. Maka Jibril menjawab, ‘Jika saja lautan dijadikan tinta dan tumbuh-tumbuhan dijadikan pena niscaya tidak akan uckup melukiskan sifat kebaikannya. Kemudian Nabi bersabda, beritahukan kepadaku kebaikan sifat Abu Bakar,”. Maka Jibril menjawab, ”’Umar hanyalah satu kebaikan dari beberapa kebaikan Abu Bakar RA.
‘Umar RA berkata, (kemuliaan dunia dengan banyaknya harta. Dan kemuliaan akhirat adalah dengan bagusnya amal).  Maksudnya, urusan dunia tidak akan lancar dan sukses kecuali dengan dukungan harta benda. Demikian pula perkara akhirat tidak akan menjadi sempuran kecuali dengan amal perbuatan yang baik.

Fasal 5
5. Makalah ke lima : dari ‘Utsman RA. (menyusahi dunia akan menggelapkan hati. Dan menyusahi akhirat akan menerangkan hati). Artinya, menyusahi urusan yang berhubungan dengan urusan dunia maka akan menjadikan hati menjadi gelap. Dan menyusahi perkara yang berhubungan dengan urusan akhirat akan menjadaikan hati menjadi terang. Yaa Allah jangan jadikan dunia sebesar-besar perkara yang kami susahi, dan bukan pula puncak ilmu kami.

Fasal 6
Makalah ke enam : Dari ‘Aly RA wa KarramaLlaahu Wajhah. (Barang siapa yang mencari ilmu maka surgalah sesungguhnya yang ia cari. Dan barang siapa yang emncari ma;siyat maka sesungguhnya nerakalah yang ia cari)
Artinya barang siapa yang menyibukkan diri denagn mencari ilmu yang bermanfaat, yang mana tidak boleh tidak bagi orang yang aqil baligh untuk mengetahuinya maka pada hakekatnya ia mencari surga dan mencari ridho Allah SWT. Dan barang siapa yang menginginkan ma’siyat, maka pada hakekatnya nerakalah yang ia cari, dan kemarahan Allah Ta’ala.

Fasal 7
Makalah ke tujuh : Dari Yahya bin Muadz RA. (Tidak akan durhaka kepada Allah orang-orang yang mulia) yaitu orang yang baik tingkah lakunya Yaitu mereka yang memuliakan dirinya dengan menghiasinya dengan taqwa dan menjaga diri dari ma’siyat. (Dan tidak akan memilih dunia dari pada akhirat orang-orang yang bijaksana) Artinya orang bijak / hakiim tidak akan mendahulukan atau mengutamakan urusan dunia dari pada urusan akhirat. Adapun orang hakiim adalah orang yang mencegah dirinya dari pada bertentangan dengan kebenaran akal sehatnya.

Fasal 8
makalah ke delapan : Dari A’Masy, naam lengkapnya adalah Abu Sulaiman bin Mahran AL-Kuufy RA. (Barang siapa yang bermodalkan taqwa, maka kelulah lidah untuk menyebutkan sifat keberuntungannya dan barang siapa yang bermodalkan dunia, maka kelulah lidah untuk menyebut sebagai kerugian dalam hal agamanya). Artinya barang siapa yang bermodalkan taqwa dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya dimana dasar dari amal perbuatannya adalah selalu bersesuaian dengan syari’at, maka baginya pasti mendapatkan kebaikan yang sangat besar tanpa dapat dihitung dalam hal kebaikan yang diperolehnya. Dan kebalikannya barang siapa yang perbuatannya selalu berseberangan dengan hukum syari’at, maka baginya kerugian yang sangat besar bahkan lidahpun sampai tidak dapat menyebutkannya.

Fasal 9
makalah ke sembilan : Diriwayatkan dari Sufyan Atsauri, beliau adalah guru dari Imam Malik RA. ( Setiap ma’siyat yang timbul dari dorongan syahwat yaitu keinginan yangteramat sangat akan sesuatu maka dapat diharapkan akan mendapat ampunanNya. Dan setiyap ma’siyat yang timbul dari takabur atau sombong yaitu mendakwakan diri lebih utama atau mulia dari yang lain , maka maksiyat yang demikian ini tidak dapat diharapkan akan mendapat ampunan dari Allah). Karena maksiyat iblis berasal dari ketakaburannya yang tidak mau hormat kepada Nabi Adam AS atas perintah Allah dimana ia menganggap dirinya lebih mula dari Nabi Adam AS yang diciptakan dari tanah sedangkan ia/iblis diciptakan dari api. Dan sesungguhnya kesalahan Nabi Adam AS adalah karena keinginannya yang teramat sangat untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah untuk memakannya.

Fasal 10
Dari sebagian ahli zuhud yaitu mereka yang menghinakan kenikmatan dunia dan tidak peduli dengan nya akan tetapi mereka mengambil dunia sekedar dharurah/darurat sesuai kebutuhan minimumnya. (Barang siapa yang melakukan perbuatan dosa dengan tertawa bangga, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan menangis- karena seharusnya ia menyesal dan memohon ampunan kepada Allah bukannya berbangga hati. Dan barang siapa yang ta’at kepada Allah dengan menangis- karena malu kepada Allah dan Takut kepadaNya karena merasa banyak kekurangan dalam hal ta’at kepaadNya Maka Allah akan memasukkanNya ke dalam surga dalam keadaan tertawa gembira. ) dengan sebenar-benar gembira karena mendapatkan apa yang menjadi tujuannya selama ini yaitu ampunan dari Allah.

Fasal 11
Makalah ke sebelas : dari sebagian ahli hikmah / Aulia’ (Janganlah kamu menyepelekan dosa yang kecil) kerana dengan selalu menjalankannya maka lama kelamaa akan tumbuhlah ia menjadi dosa besar. Bahkan terkadang murka Tuhan itu ada pada dosa yang kecil-kecil.

Fasal 12
Makalah ke dua belas : Dari Nabi SAW : (Tidaklah termasuk dosa kecil apabila dilakukan secara terus menerus) karena dengan dilakukan secara terus menerus, maka akan menjadi besarlah ia. (Dan tidaklah termasuk dosa besar apabila disertai dengan taubat dan istighfar) Yaitu taubat dengan syarat-syaratnya. Karena sesungguhnya taubat dapat menghapus bekas-bekas dosa yang dilakukan meskipun yang dilakukan tersebut dosa besar. Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-dailamy dari Ibni Abbas RA.

Fasal 13
Makalah ke tiga belas : (Keinginan orang arifiin adalah memujiNya) maksudnya keinginan orang ahli ma’rifat adalah memuji Allah Ta’ala dengan keindahan sifat-sifatnya. (dan keinginan orang-orang zuhud adalah do’a kepadaNya) yaitu permintaan kepaad Allah sekedar hajat kebutuhannya dari du nia dengan segenap hatinya, dimana yang dimaksud do’a adalah meminta dengan merendahkan diri kepadaNya dengan memohon diberi kebaikan kepadanya. (Karena keinginan orang arif/ ahli ma’rifat dari Tuhannya bukanlah pahala ataupun surga) sedangkan keinginan orang zuhud adalah untuk kepentingan dirinya sendiri, yaitu untuk kemanfatan dirinya dari pahala dan surga yang didapatkannya. Maka demikianleh perbedaan orang yang keinginan hatinya mendapatkan bidadarii dan orang yang cita-citanya adalah keterbukaab hatinya.

Fasal 14
makalah ke empatbelas : (diriwayatkan dari sebagian hukama’) yaitu orang yang ahli mengobati jiwa manusia, dan mereka itulah para wali Allah. -(Barang siapa yang menganggap ada pelindung yang lebih utama dari Allah maka sangat sedikitlah ma’rifatnya kepada Allah) Maknanya adalah barang siapa yang menganggap ada penolong yang lebih dekat daripada pertolongan Allah, maka maka sesungguhnya dia belul mengenal Allah. (Danbarang siapa yang menganggap ada musuh yang lebih berbahaya daripada nafsunya sendiri, maka sedikitlah ma’rifatnya/pengetahuannya tentang nafsunya) Artinya adalah brang siapa yang berperasangka ada musuh yang lebih kuat dari pada hawa nafsunya yang selalu mengajak kepada kejahatan, maka sedikitlah ma’rifatnya/pengetahuannya akan hawa nafsunya sendiri.

Fasal 15
dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Menafsiri firman Allah Ta’ala, “Sungguh telah nyatalah kerusakan baik di daratan maupun di lautan, maka beliau memberikan tafsirannya (Yang dimaksud Al-Barr/daratan adalah lisan. Sedangkan yang dimaksud Al-Bahr / lautan adalah hati). Apabila lisan telah rusak dikarenakan mengumpat misalnya, maka akan menangislah diri seseorang / anak cucu adam. Akan tetapi apabila hati yang rusak disebabkan karena riya’ misalnya, maka akan menangislah malaikat. Dan diperumpamakan hati/qalb dengan lautan adalah dikarenkan sangat dalmnya hati itu.

Terjemahan Nashoihul ibad (part II)



Fasal 16

(Dikatakan, karena syahwat maka seorang raja berubah menjadi hamba sahaya/budak) karena sesungguhnya barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia akna menjadi hamba dari sesuatu yang dicintainya. (dan sabar akan membuat seorang hamba sahaya berumab menjadi seorang raja) karena seoang hamba dengan kesabarannya akan memperoleh apa yang ia inginkan. (apakah belum kita ketahui kisah seorang hamba yang mulia putra seorang yang mulia, putera seorang yang mulia Sayyidina Yusuf AS Ash-Shiddiq, putera Ya’qub yang penyabar, putera Ishaq yang penyayang, putera Ibrahim Al-Khalil AS dengan Zulaikha. Sesungguhnya ia zulaikha sangat cinta kepada Sayyidina Yusuf AS dan Sayyidina Yusuf bersabar dengan tipudayanya.

Fasal 17

maklah ke tujuh belas : (beruntunglah orang yang menjadikan akalnya sebagai pemimpin) dengan mengikuti petunjuk akalnya yang sempurna (sedangkan hawa nafsunya menjadi tahanan) (dan celakalah bagi orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai penguasanya, dengan melepaskannya dalam menuruti apa yang di inginkannya, sedangkan akalnya menjadi hambanya yaitu akal tersebut terhalang untuk memikirkan ni’mat Allah dan keagungan ALlah)

Fasal 18

Makaalah ke delapan belas : (Barang siapa yang meninggalkan perbuatan dosa, maka akan lembutlah hatinya), maka hati tersebut akan senang menerima nasihat dan ia khusyu’/memperhatikan akan nasihat tersebut. (Barang siapa yang meninggalkan sesuatu yang haram) baik dalam hal makanan, pakaian dan yang lainnya (dan ia memakan sesuatu yang halal maka akan jerniglah pikirannya­) didalam bertafakur tentang semua ciptaan Allah yang menjadi petunjuk akan adanya Allah Ta’ala yang menghidupkan segala sesuatu setelah kematiannya demikian pula menjadi petunjuk akan keEsaan Allah dan kekuasaanNya dan ilmuNya. Dan yang demikian ini terjadi apabila ia mempergunakan fikirannya dan melatih akalnya bahwa Allah SubhanaHu Wata’ala yang menciptakan dia dari nuthfah di dalam rahim, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, kemujdian Allah menjadikan tulang dan daging dan urat syaraf serta menciptakan anggota badan baginya. Kemudian Alah memberinya pendengaran, penglihatan dan semua anggota badan, kemudian Allah memudahkannya keluar sebagai janian dari dalam rahim ibunya, dan memberinya ilham untuk menyusu ibunya, dan Allah menjadikannya pada awwal kejadian dengan tanpa gigi gerigi kemudian Allah menumbuhkan gigi tersebut untuknya, kemudian Allah menanggalkan gigi tersebut pada usia 7 tahun kemudian Allah menumbuhkan kembali gigi tersebut. Kemudian Allah menjadikan keadaan hambanya selalu berubah dari kecil kemudian tumbuh menjadi besar dan dari muda berubah menjadi tua renta dan dari keadaan sehat berubah menjadi sakit. Kemudian Alah menjadikan bagi hambaNya pada setiap hari mengalami tidur dan jaga demikian pula rambutnya dan kuku-kukunya manakala ia tanggal maka akan tumbuh lagi seperti semula. Demikian pula malam dan siang yang selalu bergantian, apabila hilang yang satu maka akan disusul dengan timbulnya yang lain. Demikian pula dengan adanya matahari, rembulan, bintang-bintang dan awan dan hujan yang semuanya datang dan pergi. Demikian pula bertafakur tentang rembulan yang berkurang pada setiap malamnya, kemudian menjadi purnama, kemudian berkurang kembali. Seperti itu pula pada gerhana matahari dan rembulan ketika hilang cahayanya keudian cahaya itu kembali lagi. Kemudian berfikir tentang bumi yang gersang lagi tandus maka Allah menumbuhkannya dengan berbagai macam tanaman, kemudian Allah menghilangkan lagi tanaman tersebut kemudian menumbuhkannya kembali. Maka kita akan dapat berkesimpulan bahwa Allah Dzat yang mampu berbuat yang sedemikian ini tentu mampu untuk menghidupkan sesuatu yang telah mati. Maka wajib bagi hamba untuk selalu bertafakur pada hal yang demikian sehingga menjadi kuatlah imannya akan hari kebangkitan setelah kematian, dan pula ia mengetahui bahwa Allah pasti membangkitkannya da membalas segala amal perbuatannya. Maka dengan seberapa imannya dari hal yang demikian yang membuat kita bersungguh-sungguh melaksanakan ta’at atau menjauhi ma’siyat.

Fasal 19

Makalah ke 19 : Telah diwahyukan kepada sebagian Nabi ( Ta’atlah kepadaKu akan apa yang Aku perintahkan dan janganlah bermaksiyat kepadaku dari apa yang Aku nasehatkan kepadamu). Artinya dari nasihat yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebaikan dan dengan apa yang dilarang maka 
seorang hamba akan tehindar dari kerusakan.

Fasal 20

 Makalah ke dua puluh : (Dikatakan sesungguhnya kesempurnaan akal adalah mengikuti apa yang diridhai Allah dan meninggalkan apa yang dimurkai Allah). artinya apa saja yang tidak seperti konsep di atas adalah kegilaan / tak berakal.

Fasal 21

Makalah ke Dua puluh satu : (Tidak ada keterasingan bagi orang yang mulia akhlaknya, dan tidak ada tempat yang terhormat bagi orang-orang yang bodoh ). Artinya seseorang yang bersifat memiliki ilmu dan amal maka sesungguhnyania akan dihormati diantarea manusia di mana saja berada. Oleh karena itu di mana saja berada layaknya mereka seperti di negeri sendiri dan dihormati. Sebaliknya orang yang bodoh adalah kebalikannya meskipun di negeri sendiri mereka merasa asing.

Fasal 22

Makalah ke duapuluh dua : Barang siapa yang baik dalam keta’atannya kepada Allah maka dia akan terasing diantara manusia). Artinya orang yang merasa cukup dengan menyibukkan seluruh waktunya untuk ta’at kepadan Allah maka ia akan terasing diantara manusia.

Fasal 23

Makalah ke Dua puluh tiga : (Dikatakan bahwa gerakan badan melakukan keta’atan kepada ALlah adalah petunjuk tentang kema’rifatan seseorang sebagaimana gerakan anggota badan menunjukkan / sebagai dalil adanya kehidupan di dalamnya). Artinya, bahwa ekspresi ketaatan serang hamba dalam menjalankan perintah Allah maka yang demikian itu adalah petunjuk /a dalil kema’rifatannya kepada ALlah. Apabila banyak amal ta’at maka menunjukkan bahwa banyak pula ma’rifatnya kepada Allah dan apabila sedikit ta’at, maka menunjukkan pula sedikit ma’rifat, karena sesungguhnya apa yang lahir merupakan cermin dari apa yang ada di dalam bathin.

Fasal 24

Makalah ke duapuluh empat : Nabi SAW bersabda, (Sumber segala perbuatan dosa adalah cinta dunia,) dan yang dimaksud dari dumia adalah sesuatu yang lebih dari sekedar kebutuhan. (Dan sumber segala fitnah adalah mencegah / tidak mau mengeluarkan sepersepuluh dan tidak mau mengeluarkan zakat).

Fasal 25

Makalah ke Duapuluh lima : (Mengaku merasa kekurangan dalam melakukan ta’at adalah selamanya terpuji dan mengakui akan kekurangan / kelemahan dalam melakukan ta’at adalah tanda-tangda diteimanya amal tersebut) karena dengan demikian menunjukkan tidak adanya ujub dan takabur di dalamnya.

Fasal 26

Makalah ke Dua puluh enam : (Kufur ni’mah adalah tercela) maksudnya adalah dengan tidak adanya syukur ni’mat menunjukkan rendahnya nafsu. (dan berteman dengan orang bodoh) yaitu orang yang menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya padahal ia mengetahui akan keburukan sesuatu tersebut. (adalah keburukan) yaitu tidak membawa berkah . Oleh karena itu janganlah berteman dengannya disebabkan karena buruknya akhlak / keadaan tingkah lakunya karena sesungguhnya tabi’at itu dapat menular.

Fasal 27

Makalah ke Duapuluh tujuh : Disebutkan dalam syair….
Wahai yang disibukkan oleh dunia
Sungguh panjangnya angan-angan telah menenggelamkan mereka
Bukankah mereka selalu dalam keadaan lupa – kepada Allah
Hingga dekatlah ajal bagi mereka
Sesungguhnya kematian datangnya mendadak
Dan kubur adalah tempat penyimpanan amal
Addailamy meriwayatkan hadits dari RasuluLlah SAW yang bersabda, “Meninggalkan kenikmatan dunia lebih pahit dari pada sabar, dan lebih berat daripada memukulkan pedang di jalan Allah. Dan tiada sekali-kali orang mahu meninggalkan kenikmatan dunia melainkan Allah akan memberi sesuatu seperti yang diberikan kepada para Syuhada’. Dan meninggalkan kenikmatan dnia adalah dengan menyedikitkan makan dan kekenyangan, dan membenci pujian manusia karena sesungguhnya orang yang suka di puji oleh manusia adalah termasuk mencintai dunia dan kenikmatannya. Dan barang siapa menginginkan kenikmatan yang sesungguhnya maka hendaklah ia meninggalkan kenikmatan dunia dan pujian dari manusia”.
Dan Ibnu Majah telah meriwayatkan sesungguhnya RasuluLlah SAW bersabda, “Barang siapa yang niatnya adalah untuk akhirat, niscaya Allah akan mengumpulkan kekuatan baginya dan Allah membuat hatinya menjadi kaya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Dan barang siapa yang niatnya dunia maka Allah akan menceraiberaikan segala urusannya, dan Allah menjadikan kefakiran di depan kedua belah matanya dan tiadalah dunia akan mendatanginya kecuali apa yang telah tertulis untuknya”.

Terjemahan Nashoihul Ibad (part III)


Fasal 28

Makalah ke Dua puluh delapan : Dari Aby Bakr Asy-Syibly RahimahuLlahu Ta’ala, Beliau tinggal di Baghdad, berkawan dengan Syaikh Abul Qasim Junaidy Al-Baghdady bahkan menjadi murid beliau, dan beliau hidup hingga usia 87 tahun, wafat pada tahun 334 H dan dimakamkan di Baghdad. Dimana beliau termasuk pembesar para sufi dan para ‘arif biLlah. Beliau berkata di dalam munajatnya :
Wahai Tuhanku…
Sesungguhnya aku senang
Untuk mempersembahkan kepadaMu semua kebaikanku
Sementara aku sangat faqir dan lemah
Oleh karena itu wahai Tuhanku,
Bagaimana Engkau tidak senang
Untuk memberi ampunan kepadaku atas segala kesalahanku
Sementara Engkau Maha Kaya
Karena sesungguhnya keburukanku tidak akan membahayakanMu
Dan kebaikanku tidaklah memberi manfaat bagiMu
Dan sesungguhnya sebagian orang yang mulia telah memberikan ijazah agar dibaca setelah melaksanakan shalat Jum’at 7 kali dari bait syair sebagai berikut
Ilahy lastu lil firdausi ahla
Walaa aqway ‘ala naaril jahiimi
Fahably zallaty wahfir dzunuuby
Fa innaka ghaafirul dzanbil ‘adziimi
Wa ‘aamilny mu’aamalatal kariimi
Watsabbitny ‘alan nahjil qawwimi
(Hikayat) Sesungguhnya Syaikh Abu Bakr As-Syibly datang kepada Ibnu Mujaahid. Maka segeralah Ibnu Mujaahid mendekati As-Syibly dan mencium tempat diantara kedua mata beliau. Mmaka ditanyakanlah kepada Ibnu Mujaahid akan perbuatannya yang demikian, dan beliau berkata, “Sesungguhnya aku melihat RasuluLlah SAW di dalam tidur dan sungguh beliau SAW telah mencium Syaikh Abu Bakr As-Syibly. Ketika itu berdirilah Nabi SAW di depan as-Syibly dan beliau mencium antara kedua mataAs-Syibly. Maka aku bertanya, ‘Yaa RasuluLlah, apakah benar engkau berbuat yang demikian terhadap As-Syibly ?’. RasuluLlah SAW menjawab, ‘benar, sesungguhnya dia tidak sekali-kali mengerjakan shalat fardhu melainkan setelah itu membaca Laqad jaa a kum Rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi maa ‘anittum chariisun ‘alaikum bil mukminiinarra’uufurrahiim faintawallau faqul chasbiyaLlaahu laaIlaaha Illa Huwa ‘alaiHi tawakkaltu waHuwa Rabbul ‘Arsyil ‘adziim….setelah itu dia /As-Syibly mengucapkan salam ShallaLlaahu ‘alaika Yaa Muhammad”. Kemudian aku tanyakan kepada As-Syibli mengenai apa yang dibacanya setelah shalat fardhu, maka beliau menjawab seperti bacaan tadi….

Fasal 29

Makalah ke duapuluh sembilan :
Telah berka Asy-syibly, “Apabila engkau menginginkan ketenangan bersama Allah, maka bercerailah dengan nafsumu.” Artinya tidak menuruti apa yang menjadi keinginannya. Telah ditanyakan keadaan Asy-Syibly di dalam mimpi setelah beliau wafat, maka beliau menjawab,’ Allah Ta’ala berfirman kepadaku,’Apakah engkau mengetahui dengan sebab apa Aku mengampunimu ?’
Maka aku menjawab, ‘Dengan amal baikku”.
Allah Ta’ala berfirman,’Tidak’.
Aku menjawab, ‘Dengan ikhlas dalam ubudiyahku ‘.
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak’.
Aku menjawab,’Dengan hajiku dan puasaku ?’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tidak’.
Aku menjawab, ‘Dengan hijrahku mengunjungi orang-orang shaleh untuk mencari ilmu“.
Allah Ta’ala berfirman,’Tidak’.
Akupun bertanya, ‘Wahai Tuhanku, kalau begitu dengan apa ?“
Allah Ta’ala menjawab, ‘Apakah engkau ingat ketika engkau berjalan di Baghdad kemudian engkau mendapati seekor anak kucing yang masih kecil dan lemah karena kedinginan, dan ia emnggigil karenanya. Kemudian engkau mengambilnya karena rasa kasihan kepada anak kucing itu dan engkau hangatkan ia ?”
Aku menjawab, ‘Ya’.
Maka berfirmanlah Allah Ta’ala, ‘Dengan kasih sayangmu kepada anak kucing yang masih kecil itulah Aku menyayangimu’.

Fasal 30

Telah berkata Asy-Syibli, “Jika engkau telah merasakan nikmatnya pertemuan (wushlah – dekat dengan Allah SWT) niscaya engkau akan mengerti rasa pahitnya perpisahan (Qathi’ah-yaitu jauh dari Allah Ta’ala) . karena sesungguhnya berjauhan dari Allah SWT merupakan siksaan yang besar bagi AhluLlah ta’ala. Dan termasuk salah satu dari do’a SAW adalah ,”Allahummarzuqny ladzatan nadzari ilaa wajhiKal Kariim, wasyauqu ilaa liqaaiK”. (Yaa Allah berikanlah kepadaku kelezatan dalam memandang wajah-Mu yang Mulia dan rasa rindu untuk bertemu dengan-Mu)

Fasal 31

Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda, “Barang saiapa yang pada waktu pagi hari (memasuki waktu subuh) dalam keadaan mengadu kepada manusia tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia telah mengadukan Tuhannya. “.
Sesungguhnya pengaduan selayaknya hanya kepada Allah karena pengaduan kesulitan hidup kepada Allah termasuk do’a. adapun mengadu kepada manusia menunjukkan tidak adanya ridha dengan pembagian Allah Ta’ala sebagaimana diriwayatkan dari AbdiLlah bin Mas’ud RA, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Maukah kamu semua aku ajari sebuah kalimat yang diucapkan Musa AS ketika melintasi lautan bersama bani israil ?“. kami semua menjawab ,”Baik Yaa RasuluLlah”. RasuluLlah SAW bersabda,”Ucapkanlah kalimat ‘Allahumma laKal hamdu wa ilaiKal Musytakay wa Antal Musta’aan wa laa haula walaa quwwata illa biLlahil ‘Aliyyil ‘Adhiim” (Yaa Allah segala puji hanya untuk-Mu, dan hanya kepadamulah tempat mengadu, dan Engkaulah Penolong dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Maka berkatalah Al-A’masy, Tidaklah kami pernah meninggalkan membaca kalimat tersebut sejak kami mendengarnya dari Syaqiq Al-Asady Al kuufy.
Barang siapa pada waktu pagi hari berduka atas perkara duniawi, maka sesungguhnya ia telah marah kepada tuhannya. Artinya, barang siapa yang bersedih karena urusan dunia, sesungguhnya ia telah marah kepada Tuhannya, karena ia tidak ridha dengan qadha’ (takdir Allah) dan tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan kekuasaan-Nya. Karena sesungguhnya apa saja yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha Ilahi Ta’ala dan atas kekuasaan-Nya.
Dan barang siapa yang merendahkan diri kepada orang kaya karena melihat kekayaannya, maka hilanglah 2/3 agamanya. Artinya bahwa disyari’atkannya penghormatan manusia kepada orang lain adalah karena alasan kebaikan dan ilmunya bukan karena kekayaannya. Karena sesungguhnya orang yang memuliakan harta, sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan ilmu dan amal shaleh. Telah berkata Sayyidy Syaikh Abdul qadir Al-Jailany RA, “Tidak boleh tidak bagi seorang muslim pada setiap keadaannya selalu dalam tiga keadaan, yang pertama melaksanakan perintah, kedua menjauhi larangan, dan ketiga ridha dengan pembagian Tuhan.” Dan kondisi minimal bagi seorang mukmin adalah tidak terlepas dari salah satu dari tiga keadaan tersebut di atas,

Fasal 32

Dari Abu Bakar As-Shidiq RA, “Tiga perkara tidak dapat di capai/didapatkan dengan tiga perkara lainnya : 1. Kekayaan dengan angan-angan. Artinya tidaklah kekayaan itu dapat diperoleh hanya dengan berangan-angan tanpa kerja nyata, dan pembagian dari Allah. 2. Muda usia dengan semir. Artinya tidaklah akan diperoleh keadaan menjadi muda hanya karena disemirnya rambut dan sebagainya. Akan tetapi orang yang sudah bertambah usia (tua) tidaklah mungkin berubah menjadi muda kembali meskipun dengan rambut disemir atau yang lainnya. Dan umur akan terus berjalan hingga akhirnya habislah umur itu kembali menghadap sang Khaliq. 3. Dan kesehatan dengan menggunakan obat-obatan. Artinya kesehatan tidak dapat diperoleh dengan mengkonsumsi obat-obatan akan tetapi sesuai sunnah Allah harus dengan menjaga diri dengan makanan yang halal dan olah raga secara teratur serta rajin beribadah.

Fasal 33

Dari Sahabat Umar RA, “bersikap kasih sayang dengan manusia adalah setengah dari sempurnanya aka”l. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hiban dan Thabrani dan Baihaqi dari Jabir bin abdiLlah dari Naby SAW bersabda, “Berperilaku baik terhadap manusia adalah shadaqah”. Artinya berperilaku yang baik terhadap manusia melalui ucapan dan perbuatan pahalanya sama dengan orang yang bersedekah. Dan sebagian dari suritauladan Naby dalam bersikap baik dalam pergaulan adalah beliau tidak pernah mencela makanan dan menghardik pelayan dan tidak pernah memukul wanita termasuk isteri beliau. Dan yang lebih tepat untuk perilaku yang baik ini adalah meninggalkan kesenangan duniawi karena tuntutan agama. Dan rajn bertanya (kepada Ulama) adalah setengah dari ilmu. Karena ilmu akan dipeorleh apabila kita rajin bertanya terhadap segala sesuatu yang kita tidak tahu. Dan rajin bekerja adalah setengah dari penghidupan. Karena dengan rajin bekerja kita akan memperoleh rizki sebagai bekal untuk kelangsungan hidup kita.

Fasal 37- 38

Makalah ke 37. dari Nabi Dawud AS, Diwahyukan di dalam kitab Zabur, – Wajib bagi orang yang berakal untuk tidak menyibukkan diri kecuali dalam tiga hal :
1. Mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke akhirat.
2. Bergaul dengan pergaulan yang baik.
3. Bekerja dengan baik mencari rizki yang halal untuk bekal ibadah kepada Allah karena mencari rizki yang halal adalah wajib hukumnya.

Makalah ke 38. dari Abu Hurairah RA. Nama beliau adalah AbduRrahman bin Shakhr. Beliau berkata, telah bersabda Naby SAW Ada tiga perkara yang menyelamatkan (dari adzab), tiga perkara yang merusakkan (membawa orang kepada kerusakannya), tiga perkara meningkatkan derajat (beberapa tingkatan di akhirat), tiga perkara menghapuskan dosa. Adapun tiga yang menyelamatkan adalah
1. Takut kepada Allah dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan.
2. Sedang dalam faqir dan kekayaan.
3. Seimbang dalam ridha dan marah (yaitu Ridha karena Allah dan marah karena Allah).

Adapun (tiga) yang merusakkan adalah
1. bakhil yang bersangatan (dengan tidak mau memberikan apa yang menjadi hak Allah dan haq makhluk). Dalam riwayat lain bakhil yang diperturutkan. (Adapun apabila sifat bakhil itu ada dalam diri seseorang akan tetapi tidak diperturutkan, maka tidaklah yang demikian ini merusakkan karena sifat bakhil adalah sifat yang lazim ada pada manusia).
2. Hawa nafsu yang selalu diikuti.
3. Dan herannya (‘ujub) manusia terhadap diri sendiri. (Artinya seseorang memandang dirinya dengan pandangan kesempurnaan dirinya disertai lalai terhadap ni’mat Allah Ta’ala dan merasa aman dari hilangnya ni’mat itu).

Adapun yang meninggikan derajat adalah
1. Menebarkan salam (artinya menebarkan salam kepada orang lain yang dikenal maupun yang tidak dikenal).
2. Memberikan hidangan makanan (kepada tamu atau orang yang menderita kelaparan).
3. Dan shalat pada waktu malam sedang manusia sedang tertidur lelap (yaitu mengerjakan shalat tahajud pada tengah malam ketika orang-orang sedang lalai dalam ni’matnya tidur).

Adapun yang dapat menghapus dosa adalah
1. Menyempurnakan wudhu pada saat yang sulit (artinya menyempurnakan wudhu pada saat udara sangat dingin dengan menjalankan sunah-sunahnya).
2. Malangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat berjama’ah.
3. Menunggu shalat sesudah shalat (Untuk mengerjakan shalat berikutnya di masjid yang sama).

Fasal 39-43

Makalah ke 39 :
قال جبريل عليه السلام يا محمد عش ما شئت فئنك ميت, وأحبب من شئت فئنك مفارقة, واعمل ما شئت فئنك مجزى به,
Jibril As berkata, “Ya Muhammad hiduplah sesuka engkau karena sesungguhnya engkau akan meninggal dunia. Dan cintailah orang yang engkau suka karena engkau pasti akan berpisah (disebabkan kematian). Dan beramalah sesuka engkau karena engkau akan di beri pahala atas amal itu.

Makalah ke 40 :
قال النبي صل اله عليه وسلم : ثلاثة نفر يظلهم الله تحت ظل عرشه يوم لاظل الا ظله. المتوضئ فى المكاره, والماشى الى المساجد فى الظلم, ومطعم الجائع.
Tiga golongan yang akan mendapatkan naungan الله di bawah naungan ‘arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. 1 orang yang berwudhu pada waktu yang sangat berat (dingin bersangatan). 2. orang yang pergi ke masjid dalam kegelapan )untuk mengerjakan shalat berjama’ah). 3. Orang yang memberi makan orang yang kelaparan.

Makalah ke 41 :
قيل لابراهيم عليه السلام, "لأي شيئ اتخذك الله خليلا ؟ قال بثلاثت اشياء : اخترت امر الله تعالى على أمر غيره, وما اهتممت بما تكفل الله لى وما تعيشت وما تغديت الا مع الضيف
Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim AS, “Dengan sehingga الله menjadikan engkau sebagai kekasih ?” Maka Ia menjawab, “Dengan tiga hal, Aku memilih melaksanakan perintah الله daripada perintah selainالله. Dan aku tidak bersedih hati atas apa yang telah الله tanggung untukku (dari rizki). Dan tidak sekali-kali aku makan malam atau makan pagi kecuali bersama-sama dengan tamu.
Telah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim AS berjalan satu mil atau dua mil untuk mencari orang yang mau dijak makan bersamanya.

Makalah ke 42 :
عن بعض الحكماء : ثلاثة اشياء تفرج الغصص 1 ذكر الله تعالي, 2 ولقاء أوليائه, 3 وكلام الحكماء
Diriwayatkan dari sebagian ahli hikmah (orang-orang yang pandai mengobati penyakit hati). Tiga perkara dapat menghilangkan kesusahan. 1 Dzikir kepada الله dengan lafadz apapun seperti banyak membaca kaliamat لااله الاالله dan kalimat لاحولولاقوةالابالله, atau dengan bermunajat kepada-Nya. 2 Bertemu kekasih / Aulia-Nya dari para ulama dan orang-orang saleh. 3 Mendengarkan kalam (nasihat) para hukama’ (orang yang menunjukkan kepada kebajikan dunia dan akhirat).

Makalah ke 43
عن حسن البصرى رضي الله عنه : من لا أدبله لاعلم له, ومن لاصبرله لادين له, ومن لاورع له لازلفى له.
Dari Hasan Al Bashri RA, Barang siapa yang tidak memiliki adab/etika (kepada الله dan kepada makhluk) maka tiadalah ilmu baginya. Barang siapa yang tidak memiliki kesabaran (karena menanggung bala’ dan menanggung disakiti oleh makhluk, dan atas beratnya menjahui maksiyat dan atas melaksanakan kewajiban), maka tiadalah agama baginya. Barang siapa yang tidak wara’ (dari yang haram dan syubhat) maka tidak ada pujian (martabat) baginya di hadapan الله dan tiada kedekatan baginya kepada الله.

Tuesday 20 November 2012

keutamaan puasa 10 muharram



Assalamu'alaikum wr wb

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, atas nikmatNya yg tak terhingga, kita dapat menapaki tahun baru islam 1434 hijriah dengan semangat baru juga, semangat untuk menjadi pribadi muslim yang lebih baik,dalam berprestasi , berkarya dan paling utama adalah bertaqwa.
Semangat Rosululloh s.a.w sebagai utusan Alloh dalam membangun islam penuh perjuangan, mengorbankan jiwa dan raganya berperang bersama para sahabat hanya untuk menegakan agama Alloh yaitu islam di muka bumi ini.Sebagai umat muslim seharusnya tidak mengambil panutan selain nabi Muhammad s.a.w karena ucapan beliau, perbuatan beliau serta ketetapan beliau adalah menjadi ibadah sunnah bagi umat islam.

Allohumma sholli wasalim ala sayidina muhammad

dalam surat at-taubah ayat 36
 " Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh ialah 12 bulan,dalam ketetapan Alloh diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya bulan haram/suci ( muharram, rajab, zulqoidah,zulhijjah : tafsir jalalain ) itulah  ( ketetapan ) agama yg lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri dalam bulan yang empat itu....".

Didalam bulan muharram terdapat puasa sunah asyuro ( sepuluh ) dan tasu'a (sembilan) pada bulan muharram. puasa tersebut adalah sunnah nabi s.a.w yang dianjurkan untuk melakukannya.didalam hadits riwayat muslim :                                                                                                                                              
                             
                                                          أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
" Puasa yg paling utama setelah ramadhan adalah puasa pada syahrulloh yaitu bulan muharram, dan sholat yg paling utama setelah fardhu / wajib adalah sholat malam ".

keutamaan puasa asyuro pada bulan muharram terdapat dalam redaksi hadits riwayat muslim dibawah ini:

                                                   
                            ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ ، صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ   
                                          
                                          السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

" puasa 3 hari dari setiap bulan, dari sejak ramadhan ke ramadhan berikutnya dianggap puasa setahun penuh.puasa hari arafah pahalanya disisi Alloh akan menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya, dan puasa hari asyuro pahalanya disisi Alloh menghapus dosa setahun yang lalu".

Didalam hadits riwayat dari ibnu Abbas r.a dimana ia berkata : " Nabi saw datang ke madinah dan mendapatkan orang yahudi berpuasa pd hari asyuro, kemudian beliau bertanya kepada mereka tentang masalah itu, mereka menjawab " sesungguhnya hari ini adalah hari dimana Alloh memenangkan nabi Musa as dan bani isro'il atas kaum firaun, maka kami berpuasa pada hari ini untuk mengagungkannya".
Nabi saw bersabda " kami lebih pantas untuk mengikuti jejak nabi Musa as daripada kamu". kemudian beliau menyuruh para sahabat untuk berpuasa pada hari itu ".

Adapun puasa tasu'a ( hr ke sembilan ) pada bulan muharram berdasarkan hadits berikut :
                                                                                                                                                                   
                                                                                                                   لئن عشث الى قابل لاصومن الثاسع
artinya : " jika saya masih hidup ditahun depan, saya akan berpuasa pada hari ke sembilan ".
menurut Al imam an Nawawi,Al imam ibnu hajar : puasa tasu'a ( hari ke-9 ) pada bulan muharram untuk membedakan umat muslim dengan yahudi yang berpuasa hari ke-10 saja.

didalam kitab tanbihul ghofilin " Barangsiapa yg tanganya mengusap kepala anak yatim karena sayang, maka Alloh ta'ala mencatat baginya pada setiap rambut yg tersentuh tangannya satu kebaikan serta dengan setiap rambut itu Alloh menghapus satu dosa daripadanya dan menaikan satu derajat ". 
" Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”
* ulama ahli hadits menyatakan hadits tersebut maudu' (palsu) karena terdapat salah satu perawi yang matruk (ditinggalkan ). 
walaupun hadits tersebut palsu, bukan berarti kita dilarang untuk menyayangi mereka dengan cara tersebut.

Diriwayatkan juga bahwa Rasul saw menyayangi anak-anak yatim, dan lebih menyayangi mereka pada hari 10 Muharram (Asyura), dan menjamu serta bersedekah pada 10 Muharram bukan hanya pada anak yatim tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat, karena itu sunnah beliau saw dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236).
Diriwayatkan pula bahwa sayyidna Umar ra menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada malam 10 Muharram (Musnad Imam Tabrani/ Tafsir Ibn katsir Juz 3 hal 244). jawaban al habib munzir al musawwa - malang post.com

Menyantuni atau menyayangi anak-anak yatim dapat kita lakukan setiap saat, tidak mengapa dan tidak ada larangan pula jika kita dapat  lebihkan perhatian pada bulan muharram menurut riwayat diatas.


Bahwasanya Rosululloh saw bersabda : 

" Aku dan orang yg memelihara anak yatim yg muslim disurga seperti dua (jari-jari) ini " ; beliau merapatkan dua jari-jarinya". (HR Bukhori).

Bagi yang berniat puasa pada hari tasu'a (hr ke-9) bulan muharram yg jatuh insyaAlloh jum'at,23 nov2012 : 

nawaitu shouma fi yaumi tasu'a sunnatan lillahi ta'ala 
saya niat puasa hari tasu'a sunnah karena Alloh ta'ala

Bagi yang berniat puasa pada hari asyuro (hr ke-10) bulan muharram yg jatuh insyaAlloh sabtu,24 nov2012 :
nawaitu shouma fi yaumi asyuro sunnatan lillahi ta'ala
saya niat puasa hari asyuro sunnah karena Alloh ta'ala.

Tetap semangat, Alloh selalu bersama kita.semoga  hari ini lebih baik dari hari kemarin.amiin..

wassalamu'alaikum wr wb.